Mungkin kisah menarik berikut bisa membuka wawasan kamu semua, kisah lagi nich, emang lagi pada hobi berkisah. Ya tapi kisah yang bukan sekedar dongeng belaka. Kalau posting sebelumnya tentang si Bob dan Bib tambah lelaki tua (figurannya kaleee) sekarang kisah dua bersaudara Mario dan Lugi. Oke...silahkan kamu baca, hayati, mengerti, dan praktekkan....
Dua Bersaudara Mario dan Lugi
Alkisah di suatu desa hidup dua orang saudara sepupu yang bernama Mario dan Lugi. Mereka adalah anak muda yang memiliki cita-cita tinggi seperti anda. Mereka pun berkhayal, suatu hari nanti akan menjadi orang terkaya di desanya, begitu pula dengan anda bukan?
Akhirnya kedua pemuda ini menyanggupinya dengan berbekal masing-masing 2 ember, mereka mulai bekerja mengambil air dari mata air di bukit dan dibawa ke bak penampungan yang masing-masing sudah mereka siapkan di desa. Menjelang sore mereka sudah bisa memenuhi bak penampung air mereka masing-masing, dan kepala desa menggaji mereka sesuai dengan jumlah ember yang mereka bawa.
si Lugi berseru "Wah, cita-cita kita bisa terkabul kalau mendapat rezeki sebanyak ini setiap hari". Namun Mario tidak yakin begitu saja. Punggungnya nyeri dan kedua telapak tangannya lecet-lecet akibat membawa 2 ember yang berat. Keesokan harinya ia berpikir keras bagaimana caranya membawa air dari mata air di bukit ke desanya.
"Lugi saya punya rencana, dari pada kita mondar-mandir membawa ember hanya untuk mendapatkan beberapa sen, lebih baik kita membuat saluran pipa saja dari mata air di bukit ke desa kita". Lugi menghentikan langkahnya "Saluran pipa! ide dari mana ?" seru Lugi. Kita kan sudah mempunyai pekerjaan yang bagus, Mario.
Saya bisa membawa 100 ember sehari, dengan upah 10 sen per ember, berarti penghasilan kita bisa 1 dollar per hari. Saya akan menjadi orang kaya! pada akhir minggu saya bisa membeli baju baru, akhir bulan bisa membeli seekor sapi. Kemudian pada akhir bulan ke enam saya sudah bisa mulai membangun rumah baru, tidak ada pekerjaan yang begitu menguntungkan seperti ini di desa.
Pada akhir minggu, kita dapat libur. Setiap tahun kita bisa cuti selama 1 minggu dengan gaji utuh, kita akan memiliki kehidupan yang layak! Jadi buang jauh-jauh pikiran untuk membangun saluran pipa".
Mario tahu betul akan membutuhkan waktu 1 hingga 2 tahun, sebelum saluran pipanya bisa mengalirkan air. Namun ia yakin akan impian dan cita-citanya. Oleh karena itu Ia dengan tekun giat bekerja.
Lugi dan orang-orang desa lainnya mulai mengejek Mario. Mereka menyebutnya "Mario si Manusia Pipa". Lugi yang penghasilannya 2 kali lipat dari Mario terus membangga-banggakan barang baru yang telah dibelinya, Ia sudah bisa membeli seekor keledai, Ia memarkir keledai barunya di samping rumah barunya yang 2 lantai, Ia pun membeli baju-baju baru dan mewah. Orang-orang desa menyebutnya "Mr. Lugi". Mereka selalu menyambutnya kalau dia mentraktir mereka makan dan minum.
Sementara Lugi berbaring santai pada sore hari di akhir minggu, Mario tetap terus menggali saluran pipanya. Pada bulan-bulan pertama, Mario memang tidak bisa menunjukkan hasil usahanya. Karena pekerjaannya memang berat, bahkan lebih berat dari pekerjaan Lugi, Karena Mario harus bekerja di malam hari maupun di akhir minggu.
Namun Mario selalu diingatkan kata hatinya "Masa depanmu sesungguhnya dibangun dari perjuangan yang dilakukan hari ini". dari hari ke hari terus menggali, dari cm demi cm menjadi 1 meter, 10 meter 50 meter, lalu 1 km dan seterusnya.
Bulan berganti bulan, Mario menyadari bahwa saluran pipanya sudah 3/4 jadi, berarti hanya perlu berjalan seperempat dari jarak yang biasa ditempuhnya untuk mengisi ember saat-saat penyelesaian saluran pipanya semakin dekat.
Saat beristirahat Mario melihat sepupunya yang terus mengangkuti ember-ember, punggung Lugi makin lama makin membungkuk. Dia menyeringai kesakitan, jalannya makin lamban. Lugi merasa sedih dan kecewa karena menyadari bahwa kerjanya terus mengangkut ember-ember setiap hari sepanjang hidupnya. Lugi juga semakin jarang bersantai-santai, dan tidak lagi suka mentraktir teman-temannya, bahkan teman-temannya mengejeknya "Lugi si Manusia Ember".
Akhirnya Mario berhasil menyelesaikan saluran pipanya dari mata air di bukit menuju ke bak penampungan air di desanya. Mario tidak perlu lagi membawa-bawa ember, airnya terus mengalir bahkan saat ia sedang bekerja atau tidak.
Semakin banyak air mengalir semakin banyak uang mengalir di kantongnya. Mario si manusia pipa telah menjadi Mario si manusia ajaib. Para pemuka desa memujinya bahkan memintanya untuk menjadi kepala bupati. Namun Mario paham betul bahwa yang dicapainya bukan suatu keajaiban, melainkan hanya langkah awal pencapaian cita-cita yang besar.
Mario ternyata memiliki rencana jauh lebih besar dari pada yang sudah dilakukan di desanya, yaitu membangun saluran pipa di seluruh dunia. Mari membangun saluran pipa kamu sendiri yaitu saluran pipa uang anda dan mulailah mengaliri rekening bank kamu, boleh menikmati hidup tapi jangan banyak hura-hura. Dugem oke, tapi kerja, kuliah, sekolah, jangan diabaikan. Sukses untuk kalian semua Clubber disini. Blog ini emang hebat, salut buat yang bikin :-)
Diambil dari www.trickbisnis.com
No comments:
Post a Comment